Review Blue Lock Episode 4
Kontributor: Ronin95
Penyunting: Kikitondo
Blue Lock dan Intuisi dalam sebuah pertandingan
Intuisi sendiri adalah firasat atau perasaan seseorang yang terbentuk dalam pikiran bawah sadarnya. Dalam hal ini pertandingan sepakbola dari akademi Blue Lock, hal yang terjadi di lapangan dengan adanya intuisi dari pemain membuat lawan semakin bingung.
Lawan kali ini harus mampu seimbangkan pertandingan yang cukup rumit ini ditambah hal unik yang menimpa pemain ketika bertanding juga melatih cara ampuh membentuk strategi yang padu. Seperti apa cerita Blue Lock episode kali ini? Mari kita simak disini.
‘Senjata rahasia’ sebagai strategi
Pada episode 4 Blue Lock kali ini, Tim Z berhadapan dengan Tim Y dalam pertandingan lain saat para striker harus bermain sebagai semua posisi sepak bola yang memungkinkan di lapangan untuk memenangkan pertandingan dan bertahan dalam program ini. Minggu lalu, Tim Z kalah dalam pertandingan mereka, dan hanya satu pemain yang berhasil mencetak gol. Minggu ini, mereka memasuki pertandingan baru dengan rencana yang lebih baik sekaligus membiarkan setiap anggota bersinar selama sepuluh menit dan mengeluarkan “senjata rahasia” mereka.
Tim Y bernasib serupa, bagaimanapun juga mereka kalah dalam pertandingan pertama mereka, dan beberapa kemungkinan semua tim bakal tereliminasi dari program ini, sehingga ketegangan menjadi tinggi baik didalam maupun diluar lapangan. Minggu lalu, Shouei Barou diperkenalkan sebagai pemain yang paling kompeten diantara tim lain, dan dia mencetak gol demi gol. Namun, dalam episode Blue Lock ini justru jalan ceritanya mulai berubah. Pertama, mereka mengatur segalanya bahwa saingan baru yang harus diperhatikan adalah Hibiki Ookawa.
Nasib Isagi dan rekannya di pertandingan lalu
Tim Z mencoba untuk berkumpul kembali setelah kekalahan mereka dari Tim X. Setelah anggota Tim Z ditantang oleh Ego untuk “siapkan segala amunisi”, para anggota tim berusaha untuk menemukan amunisi atau seluruh tenaga mereka di lapangan sepak bola. Sementara anggota timnya yang lain dapat menemukan itu dengan cukup cepat, Isagi benar-benar berjuang untuk menemukan jawabannya. Isagi menemukan apa yang ia yakini sebagai andalannya, kemampuannya untuk menemukan apa arti dari “haus gol”. Isagi terlihat lebih sebagai pemain tim, jadi sangat menyenangkan melihatnya bekerja untuk mengembangkan dirinya sendiri, bukan hanya berfokus pada rekan-rekan setimnya.
Lupakan tentang kekalahan mereka, lantas membuat Kuon yang mencatat poin-poin terkuat tim untuk membuat strategi untuk pertandingan berikutnya. Yoichi kehilangan kata-kata dan Chigiri (belum lupa dengan komentar Lio Messi, nak) merasa malu dengan pesonanya dan tidak ingin membaginya. Kurangnya koordinasi merupakan masalah umum bagi tim, sehingga Kuon membuat strategi “Next Up, It’s Me” Eleven.
Mereka mulai berlatih sebagai sebuah tim, jika mereka kalah, karier sepak bola mereka akan berakhir sehingga hal itu menyatukan mereka. Yoichi berpikir bagaimana ini baru dilakukan dalam waktu seminggu saja?
Sampai akhirnya di waktu yang lain, Kunigami menemui Yoichi di kantin untuk berterima kasih kepadanya atas umpan yang menghasilkan satu-satunya gol yang mereka ciptakan di pertandingan terakhir.
Di sana Yoichi bertanya kepada Kunigami mengapa ia bermain sepak bola dan kita mengetahui bagaimana ia terinspirasi oleh para pemain sepak bola yang merupakan pahlawan dalam kehidupan nyata. Kunigami juga heran mengapa Yoichi mengoper bola kepada Kunigami dan Yoichi mengatakan kepadanya bahwa pada saat itu ia dapat “merasakan sebuah gol” sehingga ia mengopernya. Dia iini begitu membutuhkan salah satu umpan hingga Kunigami kemudian mengatakan kepada Yoichi bahwa itu bisa jadi sebab itu merupakan keahlian rahasianya.
Kita bisa lihat kilas balik dia bagaimana dia begitu kagum dengan gol spektakuler dari Marcus Rashford di TV. Ini yang memicu kekaguman dengan sepakbola dalam dirinya hingga mengikuti seleksi ketat Blue Lock nanti.
Pertandingan yang keras
Tidak lama kemudian, pertandingan baru saja dimulai antara Tim Z vs Tim Y. Tim Y sama memiliki catatan terburuknya dengan Tim Z, jika mereka kalah maka tamatlah riwayat mereka. Ditambah lagi, mereka mencetak 8 gol dari pertandingan terakhir melawan Tim V, jadi pertandingan ini akan berjalan dengan sulit.
Pada hari pertandingan, tim Z memulai pertandingan dengan Kunigami mengoper bola ke Bachira. Karena kekuatannya adalah menggiring bola, tim berencana untuk memanfaatkannya secara maksimal dengan memberikan kesempatan kepadanya untuk bermain dengan bebas sehingga ia dapat membawa bola sejauh mungkin ke depan. Tim Z terlihat jauh lebih percaya diri dibandingkan pertandingan sebelumnya dan mereka membuat kemajuan yang baik di menit-menit awal pertandingan. Ternyata, mereka mampu menemukan celah dan bola pun diumpan ke Kunigami, yang seharusnya mencetak gol untuk tim.
Ketika semuanya berjalan sesuai rencana Isagi dan rekan-rekan setimnya, pertahanan tim Y ternyata terlalu bagus dan mereka menghalau tembakan Kunigami. Bola memantul ke Nico yang telah menunggu untuk menguasai bola. Begitu mendapatkan bola, Nico menendang bola ke ujung lapangan di mana Okawa telah menunggu untuk memberikan umpan.
Mengingat para pemain tim Z lebih banyak berada di sisi lain lapangan, pertahanan mereka terlalu lemah untuk pemain sekaliber Okawa. Sang striker dengan mudah menggiring bola di antara para pemain bertahan yang tersisa dan mencetak gol ke dalam gawang saat kiper mencoba untuk menerjang ke arahnya.
Dalam beberapa detik, atmosfer pertandingan berubah dengan tim Y memimpin pertandingan 1-0. Setelah unggul, mereka mulai membuang-buang waktu dengan mengoper bola di antara mereka sendiri tanpa ada niat untuk menyerang.
Meracik strategi lain
Saat jeda babak pertama, para pemain mulai berdebat tentang pendekatan mereka saat ini karena tampaknya tim Y memiliki strategi yang lebih baik. Namun Wataru menunjukkan bahwa sudah terlambat untuk melakukan perubahan yang signifikan dan mereka dapat membuat segalanya berjalan dengan baik. Di babak kedua, tim Z menggunakan formasi Gagamaru di mana Isagi memulai dari sayap dan membidik umpan silang ke ruang yang hampir sulit dijangkau di dekat gawang. Ketika mereka benar-benar mencoba menerapkan hal ini, tim hampir berhasil mencetak gol. Beruntung, mereka masih dapat melakukan tendangan sudut, namun ketika Bachira akan melakukan tendangan, Isagi akhirnya menyadari siapa yang selama ini mengendalikan tim Y.
Bachira kesekian kali jadi momok untuk mereka. Dia berlari ke arah yang berlawanan dengan pemain lain, sementara upaya timnya untuk mencetak gol hancur. Para pemain tim Y melakukan apa yang telah mereka lakukan selama ini dan mencoba mengoper bola kepada Nico.
Tetapi malangnya, Isagi telah berada di depannya dan mengambil alih penguasaan bola. Lalu kemudian mencoba melakukan tendangan ke arah gawang namun bola terlihat melenceng. Namun, Gagamaru dengan cepat bergerak dan mengubahnya menjadi gol. Skor kini menjadi 1-1. Nico tidak terkejut bahwa Isagi telah mengetahui fakta bahwa ia memainkan peran penting dalam taktik serangan balik timnya. Sekarang nasib pertandingan sangat bergantung pada keduanya dan strategi mereka mulai saat ini.
Menurut saya episode Blue Lock kali ini….
Menunjukkan betapa panas tensi pertandingan dengan segala strategi di lapangan juga intrik yang dipakai dalam permainan individu pemain. Skor seri 1-1 kali ini adalah bukti persaingan demi meraih impian sebagai skuad unggulan Samurai Biru makin ketat diantara kedua tim. Lantas, ini sebabnya saya kasih skor 8.7/10 untuk episode Blue Lock kali ini. Sampai jumpa di review Blue Lock episode berikutnya.
Baca juga Review Blue Lock Episode 3